SEO sedalam yang saya tahu merupakan kependekan dari Search Engine Optimization. Merujuk pada pembahasaan tersebut maka saya menangkap bahwa SEO adalah suatu strategi untuk mengoptimalkan performa website sehingga akan lebih dikenal oleh search engine. Namun, itu adalah pandangan yang saya tangkap. Saya belum menemukan kejelasan dan ketegasan pemahaman tentang konsep SEO.
Evolusi yang terjadi di website saya saya bagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama adalah bagian pengenalan dasar website dan pembuatannya. Sekitar tahun 2006 saya membuat website pribadi tanpa memanfaatkan CMS yang marak digunakan sekarang ini. Kala itu saya benar-benar membuat website statis berbahasa HTML. Website saya waktu itu sudah banyak dikunjungi teman-teman dekat. Mereka asyik membaca tulisan-tulisan saya yang katanya kritis dengan nuansa humor. Namun, di balik semangat menulis yang begitu meledak-ledak, saya dilanda bosan dengan tata cara update website yang begitu rumit atau lebih tepatnya tidak efisien. Website saya pun berevolusi.
Tahun 2008 saya mulai berjalan ke arah pengonsumsian CMS terkenal. Saya masuk bagian kedua dalam evolusi website saya. Tahun 2009 akhir saya berevolusi ke bagian ketiga, yaitu: pembelajaran SEO dan internet marketing. Saya -hingga kini- masih berada pada bagian ketiga tersebut. Saya masih belajar tentang SEO dan internet marketing.
Sampai detik ini saya belum mendapatkan referensi padu tentang kedua konsep itu: SEO dan internet marketing. Sumber-sumber yang saya sambangi tidak pernah lugas membahas tentang keduanya atau salah satunya. Situasi yang sangat tidak menguntungkan pendatang baru seperti saya adalah “persaingan” yang saling menjatuhkan antar sumber-sumber pengemuka SEO dan internet marketing. Sangat sering saya temui suatu sumber mengawali materi SEO-nya dengan kalimat kurang lebih seperti ini: “Banyak yang membahas SEO tetapi apakah mereka menjamin hasilnya?” atau “Banyak e-book berjudul SEO tapi kebanyakan tak membimbing Anda ke arah pemahaman yang benar!”. Saya pribadi tidak pernah atau sangat jarang mendapat inti materi ketika membaca lebih jauh materi yang diunggulkannya tersebut.
Saya teringat iklan salah satu produk jamu di negeri ini. Suatu produk merk lama lagi terkenal membuat jargon “Orang pintar mengonsumsi jamu itu!”. Kemudian muncul produk serupa dengan merk berbeda membuat jargon yang jelas-jelas diarahkan untuk “memakan” jargon produk pendahulunya. Ia membuat ilustrasi ada seorang konsumen hendak membeli jamu lalu sang penjual mengajukan beberapa pertanyaan mirip ujian masuk perguruan tinggi. Simpulan yang digagas produsen produk kedua adalah mengonsumsi jamu tidak dibatasi hanya untuk orang pintar. Situasi tersebut hampir sama dengan kondisi per-SEO-an di dunia maya, begitu juga dengan internet marketing. Saya malah menjadi bertanya-tanya apakah inti dari optimasi itu adalah proses perdebatan SEO itu? Sebab sebenarnya banyak orang ingin belajar SEO untuk menduniakan website masing-masing. Permintaan tentang materi SEO dengan kata kunci SEO di search engine pastinya lebih membludak dibanding topik lain. Website-website yang gencar menulis meta atau tag “SEO” dan memperdebatkannya akan sering menempati posisi atas pada hasil pencarian search engine. Apakah itu yang dinamakan SEO? Dan apakah me-marketing-kan website juga dengan jalan serupa?

0 comments:

Post a Comment

Copyright 2010 My Artikel
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger