Dalam mengelola sebuah jaringan dapat dilakukan dengan memberi konfigurasi statis atau dinamis. Untuk jaringan yang sederhana dapat menggunakan konfigurasi statis dimana server dan setiap klien dikonfigurasi secara manual. Hal ini dapat dilakukan karena komputer yang ditangani masih sedikit. Bagaimana dengan jaringan yang sudah besar? Konfigurasi dapat dilakukan dengan konfigurasi dinamis, dimana administrator tidak perlu menangani konfigurasi setiap komputer dalam jaringan tersebut. hal itu dapat dilakukan dengan Dynamic Host Configuration Protocol(DHCP), yang merupakan pengajaran standar oleh Internet Engineering Task Force(IETF) untuk memberikan parameter konfigurasi ke host internet.


Menurut Berry Kercheval(2001) DHCP memberikan 2 layanan utama pada klien jaringan. Pertama mengalokasikan alamat jaringan IP untuk klien. Alamat ini mungkin alamat sementara yang diambil dari alamat yang disediakan oleh server, atau alamat permanen yang ditentukan oleh administrator system local dan hanya diingat oleh server. Kedua, DHCP memungkinkan penyimpanan parameter untuk klien pada jaringan. Administrator dapat memberikan parameter kepada klien perorangan atau kelompok, dan server DHCP akan menyimpannya dan memberikannya kepada klien yang perlu mengetahui, misalnya alamat IP dari router default-nya, dan apa yang perlu dilakukan untuk mendapatkan font-font X windows System.
Dalam DHCP kita memerlukan “agen relai”, mengapa?
Dalam bukunya Berry Kercheval(2001) menjelaskan klien DHCP yang memulai dari awal harus mem-broadcast pesan awal DHCP-DISCPVER-nya karena mereka tidak mengetahui apapun tentang jaringan tempat mereka ada. Sebagian besar router dikonfigurasi untuk tidak melewati lalu lintas broadcast, dengan demikian jika kita perlu menaruh layanan DHCP pada jaringan yang besar yang terbagi kedalam sejumlah subnet, maka kita pperlu menaruh server DHCP di setiap subnet, sehingga mereka dapat menerima pesan broadcast dari sembarang klien DHCP potensial. Hal ini tidak dapat diterima sepenuhnya oleh banyak manajer jaringan. Pada dasarnya mesin-mesin tersebut tidak bebas, dan lalu lintas DHCP dari satu subnet mungkin mungkin cukup padat untuk memperbolehkan semua computer tersebut. Kita dapat berhubungan dengan lebih sedikit server jika kita membolehkan device atau router yang bertindak sebagai “agen relai”, yang meneruskan pesan antara klien dan server.
Demikian sedikit pengenalan tentang Dynamic Host Configuration Protocol(DHCP), semoga dapat berguna bagi teman-teman semua. Untuk dapat mengetahui lebih jelasnya tentang DHCP, informasi selengkapnya dapat dilihat pada buku-buku yang membahas tentang DHCP maupun dari media internet. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

0 comments:

Post a Comment

Copyright 2010 My Artikel
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger